Nah namanya udah sesuai dengan artinya kan? Laba yang tidak dibagikan alias ditahan.
Laba ditahan/ retained earning juga disebut saldo laba.
Ini juga sudah sesuai dengan artinya. Karena saldo laba adalah akumulasi laba dari sejak perusahaan berdiri. Atau setidaknya sejak tahun pembukuan pertama. Coba lihat contoh dibawah supaya ada gambaran.
Contohnya:
Perusahaan A berdiri tahun Januari 2012.
Kemudian pada tahun 2012 tercatat laba kotor 500,000.
Setelah dikurangi biaya-biaya dan deviden, laba bersihnya adalah 200,000.
200,000 inilah yang menjadi saldo laba/ laba ditahan di Laporan Posisi Keuangan Desember 2012.
Lanjut, pada tahun 2013 laba bersihnya adalah 400,000. Maka saldo laba Desember 2013 menjadi 200,000 + 400,000 = 600,000.
Begitu terus sampai tahun-tahun berikutnya.
Laba ditahan = Laba ditahan awal + Laba bersih setelah pajak - Deviden
Nah karena merupakan akumulasi laba bertahun-tahun, jangan heran kalau nilai saldo laba ditahan bisa menjadi sangat besar. Coba deh lihat laporan-laporan keuangan perusahaan go public.
Laba ditahan dalam Chart of Account (daftar akun) termasuk dalam Ekuitas.
Apakah laba ditahan bisa minus?
Pada tahun-tahun awal perusahaan berdiri bisa saja rugi kan? Nah kalau rugi bisa terjadi otomatis laba ditahan juga bisa minus. Kalau minus akan mengurangi ekuitas karena laba ditahan termasuk akun ekuitas.
Apa dasar untuk menentukan berapa yang dibagi menjadi deviden dan berapa yang ditahan?
Bisa beberapa faktor seperti:
- Besar laba bersih yang diterima
- Rencana penggunaan uang di periode mendatang
- Permintaan Investor
- Kebijakan/strategi perusahaan, dll
Posting ini adalah bagian dari 'Akuntansi dari Nol'. Tapi bahasan saldo laba ini 'meloncat' temanya dari yang pertama yaitu akun. 'Akuntansi dari Nol' akan berusaha saya update berkala.
Link
http://www.materiakuntansi.com/pengertian-laba-ditahan-dalam-akuntansi/http://id.wikihow.com/Menghitung-Laba-Ditahan
https://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_ditahan